Rileksasinya Ala Banyumas

Pancuran Pitu di Baturraden, Purwokerto punya kandungan belerang yang konon bisa menyembuhkan penyakit. Pancuran Pitu ini ternyata punya legenda tersendiri lho. Begini ceritanya. Lokasi wisata ini terletak di tengah hutan damar dan pinus yang berjarak sekitar 2,5 km arah barat Lokawisata Baturraden, Purwokerto, Jawa Tengah. Akses menuju objek wisata ini bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi. Jalan yang dilewatipun sudah halus beraspal meski ada sebagian yang rusak. Traveler juga bisa berjalan kaki dengan jarak tempuh sekitar 5 km dari pintu gerbang Wana Wisata. Sesuai dengan namanya, disebut Pancuran Pitu atau dalam bahasa Indonesianya Pancuran Tujuh karena mempunyai tujuh pancuran yang alami mengalir langsung dari Gunung Slamet. Sumber air panas ini mengandung unsur belerang, bersuhu antara 70 derajat celcius, serta mengandung beberapa unsur mineral. Endapan sumber air panas yang dikeringkan bisa menghasilkan serbuk belerang. Kandungan belerangnya efektif digunakan untuk pengobatan sakit tulang/rematik dan berbagai macam penyakit kulit seperti panu, kadas, dan lain-lain. Selain itu bisa juga untuk lulur dan masker untuk mengobati jerawat. Di sebelah Pancuran Pitu ini terdapat sebuah petilasan Mbah Atas Angin. Informasi dari penjaga loket, ada sebuah legenda tentang Pancuran Pitu. Ada salah seorang penyebar agama Islam bernama Syekh Maulana Maghribi dan seorang pengikutnya bernama Haji Datuk. Suatu pagi mereka melihat cahaya misterius. Mereka berlayar mengunakan kapal dan ingin mengetahui dari mana asalnya cahaya misterius tersebut. Sesampainya di Pantai Gresik, Jawa Timur, cahaya itu tampak dari sebelah barat. Mereka berlayar ke arah barat dan sampailah di Pantai Pemalang, Jawa Tengah. Mereka lalu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke arah selatan. Kemudian, Syekh Maulana menderita sakit gatal dan sulit untuk disembuhkan. Suatu malam Syekh Maulana mendapat ilham bahwa beliau harus pergi ke Gunung Gora. Setibanya di Gunung Gora ternyata ada tempat yang mengeluarkan asap. Ternyata di situ ada sumber air panas yang mempunyai tujuh buah pancuran. Syekh Maulana memutuskan untuk tinggal dan berobat dengan mandi secara teratur dari sumber air panas itu dan akhirnya penyakit yang dideritanya sembuh total. Kemudian Syekh Maulana memberi nama tempat itu menjadi Pancuran Pitu. Warga sekitar menyebut Syekh Maulana dengan Mbah Atas Angin karena datangnya dari negeri yang jauh. Tak Jauh dari Pancuran Pitu ada jalan setapak yang bisa traveler telusuri menuju ke Gua Selirang. Gua selirang ini dialiri dengan air panas yang bersumber dari pancuran pitu. Bebatuan di Gua selirang ini juga indah berwarna kekuning-kuningan disertai kepulan asap. Jika dilihat dari bawah seperti gua yang tertutup dengan air terjun.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisahku Dan Puncak Merpati

Sampah Plastik dan Sejuta Masalahnya

Pasumpahan Island